PemiluUpdate

PKS Selalu menang

Pada pemilu 2009 PKS akan memenangkan pemilu di Jakarta dengat target suara 51 persen. Dan pada tahun 2012, PKS bertekad mendudukan kadernya di kursi gubernur.

» Jangan tertipu iklan politik

Monday, March 30, 2009

PKS Tolak Politisi Busuk!

NILAH.COM, Jakarta - Meruyaknya kasus korupsi yang melibatkan para politisi anggota DPR menjadi keprihatinan PKS. Masyarakat diingatkan untuk hati-hati memilih caleg dan tidak membiarkan politisi busuk duduk di kursi parlemen.

"Jangan sampai politisi busuk dan koruptor menduduki lagi DPR, kita tidak rela," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring saat berorasi dalam kampanye akbar PKS di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (30/3).

Tifatul menjelaskan, partai politik merupakan lembaga pengkaderan bagi para anggotanya. Bila sampah yang masuk maka keluar pun sampah. Dan sebaliknya, bila yang masuk emas maka keluar pun menjadi emas.

"Maka itu, sebelum memilih jangan lupa untuk memperhatikan partainya, lihat track recordnya. Ada orang bernama nabi malah ditanggkap KPK karena korupsi. Kita jangan sampai seperti itu," cetus Tifatul.

Dalam kesempatan itu, Tifatul kembali menegaskan, pertemuan di Hotel Four Season yang dihadiri anggota FPKS Rama Pratama telah dijelaskan KPK tidak ada hubungannya dengan penangkapan anggota DPR asal PAN Abdul Hadi Djamal.

"Saya mengajak seluruh rakyat untuk merubah nasib. Kita jangan sampai golput, bila banyak yang golput maka yang akan menduduki DPR adalah orang orang-orang yang mentalnya lemah. Kita ingin mengatakan kepada semua pihak kalau kita bermain fair play, kami tidak membeda-bedakan agama, ras dan suku," imbuhnya. [fir/dil]

SBY Merapat ke PKS, Ada Apa?

INILAH.COM, Jakarta – Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak ada calon wapres pilihan pertama yang didambakan, pilihan kedua pun jadi. Itulah pragmatisme politik SBY, dan itu sah saja. Dan, pragmatisme itu dilakukan SBY dengan melirik Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dengan kemungkinan berpisahnya duet Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, pilihan SBY untuk meminang Hidayat Nur Wahid atau Hilmi Aminuddin sebagai cawapresnya, tampak sudah di depan mata. Meski, semua itu masih menunggu hasil pemilu.

Kemungkinan SBY menggaet politisi PKS sebagai cawapresnya, sangat terbuka. Jika JK jadi maju sebagai capres, maka SBY akan kehilangan cawapres terkuatnya. Mau tak mau, ia mencari wakil dari sosok sipil lainnya.

Dan, politisi PKS seperti Hidayat Nur Wahid atau Hilmi Aminuddin, berpeluang untuk digaetnya. Politisi PKS itu juga tak bakal menolak karena mereka masih melihat SBY sebagai capres paling populer dalam berbagai survei. Pertimbangannya sederhana: SBY sebagai incumbent, berpeluang menang meski elektabilitasnya cenderung stagnan.

Persoalannya, duet SBY-Hidayat atau SBY-Hilmi ini ditengarai akan membuat isu syairah Islam dan Islamisasi menggelayuti SBY kemanapun melangkah pergi. Tantangan religio-politik ini harus diatasi kubu SBY, jika mereka memiliki political skill yang memadai untuk soal ini.

Di kalangan publik, terutama simpatisan dan kader PKS, sudah beredar pesan pendek (SMS) SBY-PKS. Jangan kaget bila hari-hari ini menerima pesan singkat di ponsel: PKS Partaiku, SBY Presiden Pilihanku!

SMS tersebut memang tengah beredar di kalangan kader PKS, pasca pertemuan Ketua Dewan Syuro PKS, Hilmi Aminuddin dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY.

Sinyal kemungkinan PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat dan kembali mengusung SBY sebagai presiden memang disambut sangat antusias oleh kader dan simpatisan PKS. Dari sejumlah nama capres yang beredar, nama SBY memang paling favorit dalam survei internal yang dilakukan PKS.

Sebelumnya, para pembaca INILAH.COM dari kalangan PKS menyingkapkan melalui surat elektronik bahwa masalah ketidakpastian siapa capres yang akan didukung PKS memang sempat membuat bingung dan galau para konstituen.

Berbeda dengan para kader yang akan mematuhi semua keputusan partai --siapapun capres yang diusung-- simpatisan PKS sejatinya lebih bersifat kritis. Mereka bisa saja punya pilihan lain, ketika partai mencalonkan figur yang tidak mereka dukung. Ketika nama SBY kembali diusung oleh PKS, mereka mungkin merasa lega dan komit kembali memilih PKS. Benarkah demikian?

Analis politik Burhanudin Muhtadi MA melihat, swing voters dalam pemilu tahun ini, akan menentukan perolehan suara Partai Demokrat dan PKS. Jika sebagian besar swing voters lari ke Golkar atau Gerindra, peta politik bakal berubah. Atau jika swing voters itu lari ke golput, itu lebih menguntungkan parpol-parpol yang memiliki captive market dan pemilih tradisional.

Bagi PKS, pilihan untuk kembali merapat ke SBY, merupakan langkah yang realistis dan pragmatis, sekaligus aspiratif. “Selama PKS hanya jadi partai menengah, ia akan tahu diri. Persoalan jadi lain jika PKS ternyata meraih 20% suara. PKS pasti mengajukan capresnya sendiri,’’ kata Zulkieflimansyah, anggota DPR dari PKS.

Dengan kata lain, SBY merapat ke PKS atau PKS yang merapat SBY, lebih didesak oleh kebutuhan pragmatisme politik. SBY sudah melirik ke PKS, dan PKS merespon dengan silaturahmi politik Hilmi Aminudin ke Cikeas.

Pertanyaannya, apakah koalisi ini ampuh membendung koalisi ‘Golden Triangle’ yang disusung oleh Golkar, PDIP, dan PPP? Jangan lupa, masih ada kuda hitam dari Blok Perubahan dan Gerindra, yang bisa saja berkoalisi membentuk kekuatan tersendiri.

Agaknya, PKS dan Demokrat masih berusaha mencari tempat yang pas di tengah arus politik yang cenderung mampat dan saling jerat. [I4]

Kemenangan Itu Ada di Depan Mata

"Untuk itu PKS akan bertekad untuk memenangkan pemilu di DKI Jakarta dan kami yakin tanda kemenangan itu sudah terlihat dengan kehadiran kita semua."


PK-Sejahtera Online: Massa PKS terus berdatangan ke gelora bung karno senayan jakarta. Mereka tampak memadati tribun-tribun stadion. Bahkan melebihi dari kapasitas sehingga harus memenuhi area pinggir lapangan.

Massa PKS sangat bergembira saat grub band cokelat menggemparkan senayan dengan lagu lirik nya yaitu merah putih. Massa semakin riuh dan gema takbir terucap dari para massa PKS.

Selain grub band cokelat, turut hadir juga tokoh-tokoh nasional yaitu, gubernur jawa barat Ahmah Heryawan, Bambang Sulistomo (putra bung tomo), Dr Salim segaf (Dubes arab saudi), ketua MPR RI Hidayat Nurwahid, MRA Gorang, Saaddudin (bupati bekasi), Ipang Wahid (tokoh periklanan), kemal etambul, dan ikwanul kirda (pemred republika). Selain itu beberapa artis ibu kota juga turut meramaikan acara kampanye PKS diantaranya yaitu artis pelawak Tarzan srimulat, marwoto, Tike priatnakusumah yang turut menjadi MC acara dan yang lainnya. Sementara untuk tokoh-tokoh PKS sendiri yang hadir dalam acara ini diantaranya. Presiden PKS Tifatul Sembiring, Hilmi Aminudin ketua majelis syuro PKS, Adang daradjatun selaku ketua panitia acara kampanye ini, kemudian yoyoh yusroh, anis mata, sohibul iman, rama pratama dan terakhir ketua DPW PKS Tri Wisaksanna.

Dalam sambutannya, Tri Wisaksanna mengatakan bahwa PKS mengucapkan terima kasih kepada para keder dan simpatisan yang sudah hadir di acara ini. Dengan mengorbankan waktunya yang disertai semangat akan kemenangan PKS di DKI Jakarta. “ PKS menang di Jakarta, biaya sekolah berhasil gratis hingga tingkat SMP dan madrasah, murahnya kesehatan bagi warga yang tidak mampu, pengobatan gratis untuk penyakit yang menular., kesejahteraan guru dan sebagainya. Namun prestasi itu semua masih belum cukup, PKS akan terus berjuang tanpa henti untuk mensejahterakan masyarakat Jakarta. Untuk itu PKS akan bertekad untuk memenangkan pemilu di DKI Jakarta dan kami yakin tanda kemenangan itu sudah terlihat dengan kehadiran kita semua.” Ujar Triwisaksanna ditengah riuh keramaian massa PKS di gelora bung karno Jakarta.

Sambutan ketua DPW PKS DKI Jakarta ini, disambut dengan pekikan takbir massa PKS di stadion gelora bung karno Jakarta. Mereka terus bersemangat dan mengibarkan panji-panji untuk kemenanngan PKS di DKI Jakarta..

Golput Bukan Pilihan Rakyat Indonesia

Rakyat jangan sampai terkecoh dengan cukup melihat calegnya saja, melainkan melihat juga partai yang mencalonkan caleg tersebut

PK-Sejahtera Online: Menyambut pemilu 2009 yang tinggal beberapa hari lagi, saya berpesan kepada rakyat Indonesia agar ikut berperan dalam merubah kondisi bangsa. Saya minta rakyat Indonesia jangan sampai ada yang golput. Golput bukan pilihan rakyat Indonesia. Ini merupakan kesempatan kita lima tahun sekali. Demikian disampaikan Presiden PKS Ir. H. Tifatul Sembiring pada kanpanye terbuka PKS DKI Jakarta, Senin (30/3) di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta.

Menurutnya, jika rakyat Indonesia tidak memilih alias golput dalam pemilu 2009 ini, tentunya anggota dewan yang bakal terpilih memiliki mental yang tidak baik. Wakil rakyat yang kini banyak terlibat kasus korupsi dan selingkuh akan terpilih kembali. “Cukup sampai disini. Jangan sampai ada anggota dewan yang bermental buruk terpilih kembali”, ujarnya.

Lebih lanjut lagi, Tifatul Sembiring meminta rakyat pada 9 April nanti memilih lebih hati-hati lagi. Rakyat jangan sampai terkecoh dengan cukup melihat calegnya saja, melainkan melihat juga partai yang mencalonkan caleg tersebut. Rakyat mesti jeli melihat partainya. Apakah partainya peduli kepada rakyat . Serta pengurus dan calegnya tidak terlibat korupsi. “Hingga kini, tidak ada satupun caleg PKS yang terlibat korupsi”, ujarnya.

Mengenai tuduhan Abdul Hadi Djamal terhadap caleg PKS DPR Rama Pratama, petingi PKS ini menyatakan bahwa KPK telah mengklarifikasi bahwa Rama Pratama tidak terlibat kasus suap Dephub. “Rama juga tidak menghadiri pertemuan di Ritz Carlton,” tegasnya. Ratusan ribu massa menyambut kehadiran presiden PKS ini. Gema takbir dan tepuk tangan menggema di GBK. Seperti biasanya, Presiden PKS Ir. H. Tifatul Sembiring mengawali sambutannya dengan pantun.

Antara PKS, Demokrat dan KPK

Rama Pratama dan partainya, PKS, wajar marah besar. Tudingan Abdul Djamal Hadi bahwa dirinya menerima uang suap dari perusahaan pemenang tender pembangunan bandara di wilayah Indonesia Timur jelas bukan sekadar usikan. Tarafnya sudah merusak.
Bagi Rama, tudingan korupsi itu jelas mengancam karir politiknya. Padahal, ia kadung disebut-sebut sebagai calon elit politik bagi generasi sezamannya. Sekadar tudingan saja sudah akan membuat orang mempertanyakannya. Jika benar, tentu saja karirnya bisa langsung tamat.
Bagi PKS, tudingan korupsi terhadap salah satu kader andalan mereka sangat pantas dianggap sebagai upaya politisasi. Maklum, momemnya memang pada saat kampanye terbuka digelar. Ketika perhatian terhadap partai politik lebih tercurah ketimbang delapan bulan masa kampanye sebelumnya.
Namun tanggapan Rama terhadap tudingan tersebut secara komunikasi politik sangat pas. Ia mengancam mempolisikan Djamal jika dalam 1-2 hari tak segera mencabut pernyataannya.
Ketegasan Rama ini jelas berbanding terbalik dengan apa yang diperagakan Jhonny Allen Marbun, politisi Partai Demokrat yang disebut turut mencicipi uang suap tersebut.Meski begitu, Rama dalam bahaya besar bila ia tak benar-benar mempolisikan Djamal, jika mantan politisi PAN ini tak juga meralat atau mencabut keterangannya.
Tapi di sisi lain, Djamal tentu saja tak sekadar bercuap-cuap. Sedari awal, Djamal menunjukkan perilaku yang positif sejak ditangkap. Berbeda dengan beberapa koleganya, Djamal langsung mengaku. Menyesal. Dan juga kooperatif.
Jadi, jika kemudian Djamal mengungkap nama-nama yang turut terlibat pasti ada dasarnya. Secara motif, Djamal sekurang-kurangnya punya keinginan agar ia tak dihukum berat dan tak mau hanya sendirian menerima aib dan hukuman.
Belajar dari beberapa terdakwa terdahulu, bersikap ngeyel atau plintat-plintut akan menghasilkan kurungan di atas lima tahun. Karena itu, Jamal tak mau dianggap pesakitan yang merepotkan kerja KPK dan Majelis Hakim Tipikor.
Tapi sejatinya, Rama tak perlu terlalu deg-deg-an. Belajar dari kasus-kasus terdahulu yang ditangani KPK, selalu ada nama-nama yang disebut tapi tak pernah disentuh oleh KPK.
Dalam kasus dana aliran BI, umpamanya,hingga kini KPK tak pernah memproses Pazkah Suzzeta, MS Ka'ban, ataupun Anwar Nasution yang disebut-sebut menerima dan turut andil bagi penyaluran dana tersebut ke sejumlah rekening anggota dewan yang terhormat itu.
Masih terkait dana BI, kolega separtai Rama juga pernah disebut dalam sebuah dokumen yang dilansir ICW dan teman-temannya. Menurut dokumen itu, sekurang-kurangnya ada tiga anggota DPR yang menerima 'uang saku' perjalanan ke luar negeri dari BI. Meski dokumennya begitu gamblang, hingga kini kasusnya tak lagi terdengar rimbanya.
Tapi, ya itu tadi, sekali tertuding, seumur hidup terus membekas. Bahkan seorang Akbar Tandjung yang sudah dinyatakan tak bersalahpun oleh MA masih terus dihubungkan dengan kasus korupsi bulogate II itu. Ini jelas bukan sesuatu yang membuat Rama bakal nyaman.
Begitu pula semestinya bagi KPK. Jika tak ditindaklanjuti secara serius, pengakuan Djamal bisa merusak reputasi KPK. Ini disebabkan karena dua hal.
Pertama, KPK akan dianggap terus tebang pilih (karena ada anggota partainya SBY disebut-sebut). Kedua, KPK bisa dianggap menebar solidaritas yang salah. Soalnya, isu yang berkembang, banyak pegawai KPK adalah simpatisan PKS. Tentu saja ini isu yang masih layak dipertanyakan kebenarannya. Tapi, pastinya lebih dari cukup bagi para koruptor untuk 'membunuh' KPK.
Karena itu, diperlukan kesigapan dan keseriusan semua pihak. Kasus kali ini akan menjadi pertaruhan KPK di masa depan. Jika salah melangkah, kita bakal kehilangan salah satu elemen penting di negara ini yang terbukti telah bikin ciut banyak calon koruptor dan membuat banyak koruptor menjadi penghuni hotel prodeo.

Ambil Uangnya Jangan Pilih Partainya

Pemilu 2009 berada di depan mata. Musim kampanye akan menjelang dan para caleg pun makin rahim dan mudah menebar senyum. Begitu juga simpatisan (pendukung) partai tertentu. Beragam cara untuk menarik simpati para pemilih, mulai dari membagi uang, mengundang makan, menyebarkan stiker dan membuat baliho yang besar tuk dipajang di mana-mana hingga mengganggu keindahan lingkungan.
Sebagai WNI di luar negeri, khususnya di Pakistan, seyogyanya menjadi pemilih cerdas demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik, tidak mau tertipu hanya dengan sepiring nasi dan selembar amplop. Bagaimanapun Pemilu ini kan menentukan arah masa depan bangsa kita untuk lima tahun ke depan. Maka, kita berharap kepada para pemilih untuk melihat track record partai peserta Pemilu yang akan menempatkan para anggotanya di parlemen nanti. Jangan sampai mencontreng partai yang anggotanya terlibat berbagai skandal, baik itu berupa korupsi ataupun asusila.
Tengoklah hasil pemilu 2004 yang lalu, sembilan anggota dewan dari beragam partai telah ditangkap tangan oleh KPK karena menerima upetii beberapa proyek pemerintah dan mereka semua telah meringkuk dipenjara. Kabarnya, hasil upeti tersebut telah digunakan untuk para konstituen mereka. Maka berhati-hatilah dengan pembagian uang saat pemilu ini, bukan mustahil uang tersebut dari "hasil-hasil" yang telah mereka kumpulkan selama ini.
Untuk itu, TERIMA UANGNYA JANGAN PILIH PARTAINYA. Karena memilih partai tersebut berarti memilih anggota dewan yang akan mencari ganti uang yang telah Anda terima.
Sudah saatnya masyarakat memilih partai berdasarkan platformnya. Untuk hal ini, PKS telah berusaha memberikan keteladanan. PKS menawarkan program kepada Anda. Dalam berkampanye, PKS pun tak bisa memaksakan pilihan Anda di Pemilu nanti. Tapi PKS mengharapkan Anda bisa dengan obyektif menilai program-program yang ditawarkannya.
Dalam kerja-kerja untuk merealisasikan berbagai programnya, PKS mengusung jargon Bersih, Peduli, dan Profesional.
BERSIH berarti tidak ada anggota dewannya yang terlibat korupsi. Bahkan amplop yang dibagikan pun telah dikembalikan ke KPK.
PEDULI berarti aktivitasnya tak akan pernah berakhir dengan usainya pemilu. Tapi terus beraktivitas untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
PROFESIONAL berarti anggota dewannya telah bekerja sesuai apa yang diamanatkan. Begitu juga para kadernya yang duduk di pemerintahan, selalu memberikan yang terbaik untuk bangsa ini.
Ketiganya merupakan spirit kerja PKS untuk mewujudkan masyarakat madani yang Adil, Sejahtera, dan Bermartabat. Adil secara Politik, Sejahtera secara Ekonomi, dan Bermartabat secara Sosial-Budaya.

Hidayat: Saya Tidak Perlu Meningkatkan Popularitas

Jakarta - Hidayat Nur Wahid disebut-sebut sebagai calon kuat Capres PKS. Tapi banyak survei menyebutkan, bahwa popularitasnya jauh di bawah pesaing lainnya seperti SBY misalnya.
Apakah ada upaya untuk meningkatkan popularitasnya? "Saya merasa tidak perlu meningkatkan popularitas," demikian jawab Hidayat dalam dialog interaktif di detikforum, Senin (23/3/2009).
Didampingi istrinya, dokter Diana, yang tengah mengandung anak kembar, Hidayat menjawab sejumlah pertanyaan member detikforum. Berikut petikan tanya jawab itu:
Dari sisi popularitas Anda masih kalah dengan kandidat yang lain. Apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan popularitas Anda?
Saya mensyukuri karunia Allah yang telah diberikan, dan tidak ada niatan untuk mencari popularitas untuk kegiatan yang selama ini saya lakukan. Karenanya saya merasa tidak perlu meningkatkan popularitas seperti yang Anda bayangkan.
Banyak yang bilang kalau Anda hanya pantas menjadi RI 2. Sebenarnya tujuan Anda ingin jadi RI 1 atau RI 2?
Jujur ya, saya tidak mempunyai interest dan misi ke arah RI 1 atau RI 2. Semua terserah keputusan partai. Saya tunduk terhadap apa pun yang diputuskan PKS.
Sebenarnya apa yang bisa Bapak lakukan untuk kemajuan bangsa ini?
Komitmen yang saya miliki, yang telah dirasakan oleh rakyat adalah dengan menghadirkan perilaku politik yang bersih, peduli, dan profesional. Saya kira itu bagian yang bisa disumbangkan untuk kemajuan bangsa ini.
Apa hukumnya jika seorang pemimpin menyengsarakan rakyat, mengusir rakyatnya dari rumahnya, tanpa adanya kesepakatan harga dan tidak peduli terhadap rakyatnya yang menderita?
Bila demikian halnya, maka itu adalah bentuk kedzaliman dan pelanggaran terhadap sumpah jabatan.
Bagaimana seorang Hidayat menilai kepemimpinan dengan pemimpin seorang perempuan?
Prinsipnya saya ingin kembalikan kepada aturan dasar yang disepakati di negeri ini yaitu UUD dan UU Pemilu yang tidak mendikotomikan kepemimpinan laki-laki maupun perempuan. Dan siapa yang akan menjadi pemimpin nanti adalah pilihan rakyat Indonesia. Karenanya terpulang kepada rakyat Indonesia sendiri yang sudah mempunyai pengalaman dipimpin oleh pemimpin laki-laki maupun perempuan.
Apa yang menjadi prinsip dasar dari seorang Hidayat dalam berpolitik dan apakah ada istilah musuh politik dalam kamus politik seorang Hidayat?
Berpolitik adalah komitmen untuk melayani dan memperjuangkan peningkatan kualitas kehidupan keumatan dan kebangsaan. Tidak ada istilah musuh politik dalam kamus saya, yang ada adalah kawan seiring sejalan untuk memperjuangkan kemaslahatan umat, bangsa, dan negara,
Anda termasuk yang mengusulkan dikeluarkannya fatwa haram untuk golput, kok bisa Anda mengusulkan adanya fatwa haram untuk golput?
Benar, saya termasuk yang mengusulkan dikeluarkannya fatwa itu. Tetapi konteksnya adalah bagaimana meningkatkan peran seluruh pihak sebagaimana diatur dalam UU Pemilu untuk menghadirkan sukses Pemilu. Memang di alam barzah nanti tidak ada pertanyaan kamu golput atau tidak, sama juga tidak ada pertanyaan kamu ikut detikforum atau tidak, toh Anda mengikutinya juga kan. Dan Anda menikmatinya kan ...?

Dalam dialog interaktif selama 2 jam, sejak pukul 13.15 WIB itu, berbagai jenis pertanyaan diajukan para anggota detikforum. Mayoritas pertanyaan berkaitan dengan politik, walau ada juga sedikit menyinggung sisi pribadi Hidayat. Untuk lengkapnya baca detikforum