PemiluUpdate

PKS Selalu menang

Pada pemilu 2009 PKS akan memenangkan pemilu di Jakarta dengat target suara 51 persen. Dan pada tahun 2012, PKS bertekad mendudukan kadernya di kursi gubernur.

» Jangan tertipu iklan politik

Wednesday, March 18, 2009

OPTIMISME

Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa."

Dalam kelelahan, ketegangan dan kekalutan, kaum muslimin masih memiliki secercah harapan untuk meraih kemenangan. Itulah yang terjadi pada saat menghadapi pasukan Ahzab mereka masih sempat menggumamkan: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya, Maha Benar Allah dan Rasul-Nya." Tidak ada yang berkurang dari mereka kecuali semakin bertambah keimanan dan kepasrahan mereka kepada Allah swt.
Bahkan dalam situasi genting penuh dengan kesiapan dan siaga Rasulullah memompa semangat para pejuang dengan mengabarkan janji Allah akan kemenangan mereka dalam perang ini juga atas negeri-negeri lainnya; Romawi, Persia, Iskandaria dll. Akhirnya mereka pun meraih kemenangan dan Allah pun memenuhi janji-Nya yaitu kemenangan atas beberapa negeri pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
Amati juga nasihat yang teduh laksana aliran oase di padang pasir, taujih Rasulullah saw kepada keluarga Ammar bin Yassar. Beliau bersabda: "Bersabarlah wahai keluarga Ammar, sesungguhnya Allah telah menjanjikan surga bagi kalian." Untaian kalimat yang sungguh luar biasa. Berita yang dapat meredam pedihnya derita. Kabar yang menambah kuat dalam kesabaran, mampu menahan gejolak jiwa untuk berontak, bertahan dalam ketauhidan dan membangkitkan semangat untuk meraih kemenangan.
Itulah beberapa penggalan kehidupan generasi terbaik ummat ini. Kehidupan yang seyogyanya dapat menginspirasi setiap langkah kita dalam beraktifitas sehari-hari. Betapa banyak hal yang dapat dipelajari dari kehidupan mereka sehingga kemenangan pun dapat diraih baik di dunia maupun di akhirat.
Setidaknya ada hal yang menarik dari penggalan-penggalan kehidupan generasi pertama ummat ini terutama jika disesuaikan dengan keadaan kita sekarang. Kemenangan-kemenangan yang diraih umat terdahulu banyak kita temukan diawali dengan optimisme. Optimisme, cepat atau lambat menghantarkan kita meraih harapan. Sebuah sikap yang dapat membangkitkan jiwa raga untuk bergerak maju menapaki langkah demi langkah. Optimisme bagi seorang mukmin senantiasa melekat dalam jiwanya bahwa Allah bersamanya. Dengan kebersamaan bersama Allah itulah semakin menambah keyakinan bahwa setiap langkah dan prosedur yang dilakukan akan menghantarkan pada harapan. Berat menjadi ringan, jauh menjadi dekat. Segala halangan dan rintangan menjadi tantangan. Baginya optimisme adalah kemenangan itu sendiri, dia berharap Allah mencintai sikapnya dan ridha dengan perjuangannya.
Saat ini, umat dihadapkan pada berbagai ujian dan cobaan yang datang silih berganti. Kelaparan tak sedikit yang menghantarkan pada kematian. Kemiskinan dan kebodohan tak jarang hingga mengorbankan aqidah. Bencana alam datang tanpa bisa ditebak. Setiap masalah tak luput dari pertikaian meski sesama saudara. Tidak sedikit dari fenomena yang ada menumbuhkan sikap pesimis dan putus asa yang akhirnya menyerah. Padahal itu semua sifat orang-orang kafir.
Seperti di muka, hal yang tidak boleh hilang dari umat ini adalah optimisme. Sebagaimana Sultan Salahuddin al-Ayyubi menggenggam erat optimisme selama bertahun-tahun untuk merebut kembali masjidil Aqsa dari tangan penjajah. Otomatis hari demi hari tiada hal yang dilakukan tanpa mengarah kepada kemenangan. Gerakan-gerakan dilakukan dengan terus menambah persaudaraan dan menghilangkan persengketaan dengan satu tujuan bagaimana menyelamatkan masjid ini. Akhirnya tanah suci itu kembali dikuasai dan bukan dari tetesan darah seorang pejuang tapi tetesan-tetesan darah para pejuang yang menganak sungai.
Sekarang, bukanlah saatnya bertanya masih adakah optimisme itu dalam diri. Tapi mari segera pertahankan dan tingkatkan optimisme yang ada lalu tebarkan kepada saudara kita untuk bersama-sama bergandengan tangan mengatasi segala tantangan. Kukuhkan sifat lapang dada untuk menerima perbedaan dan satukan langkah yang diridhai Allah menuju harapan. Sikap keras kepala hanyalah akan menghantarkan kepada perpecahan yang berakhir kehancuran.
"Sesungguhnya realita hari ini impian kemarin dan impian hari ini adalah realita hari esok." (Diulas kembali oleh Hanafi)
Kemenangan-kemenangan yang terus diraih tidak datang begitu saja. Tapi merupakan buah dari pengorbanan. Semakin banyak pengorbanan yang diberikan maka akan semakin banyak hal yang dapat diraih.
Seberat apapun halangan dan rintangan, seorang mukmin akan menyikapinya sebagai sebauh tantangan.
Diantaranya adalah optimisme. Dalam kesulitan apapun, seorang mukmin akan terus bersikap optimis akan kemenangannya. Karena optimisme bagi seorang mukmin adalah buah dari kokohnya keimanan dan kepasrahan kepada Allah swt. Jadi, baginya optimisme itu sendiri adalah sebuah kemenangan hingga keimanannya dapat terjaga.
Saat ini, negeri kita terus menghadapi tantangan dan rintangan bertubi-tubi baik dari dalam maupun dari luar. Kemiskinan, kebodohan, keamanan dll terus membayang-bayangi masa depan. Krisis dalam segala bidang membuat khawatir.