PemiluUpdate

PKS Selalu menang

Pada pemilu 2009 PKS akan memenangkan pemilu di Jakarta dengat target suara 51 persen. Dan pada tahun 2012, PKS bertekad mendudukan kadernya di kursi gubernur.

» Jangan tertipu iklan politik

Tuesday, March 24, 2009

PKS Bukan Partai Oportunis

Wacana koalisi PKS-Demokrat yang digelindingkan Presiden PKS Tifatul Sembiring mencerminkan sikapnya sebagai partai polik yang semakin oportunis dan pragmatis. Dengan sinyal itu, PKS sekaligus menyampaikan pesan ingin tetap kebagian kue kekuasaan. Demikian disampaikan analis politik Charta Politika, Burhanuddin Muhtadi, kepada INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (21/3).
Jelas kesimpulan Burhanuddin Muhtadi tersebut adalah kesimpulan seorang yang tidak intelektual. Karena jelas saja dalam situasi politik dan proses pencerdasan politik yang coba dilakukan PKS, wacana adalah suatu yang sah-sah saja. Wacana belum tentu suatu keputusan. Lagian wacana koalisi PKS-PD juga baru lontaran dari Pak Tifatul belum keputusan resmi majelis syuro PKS.
Berwacana kok langsung dicap oportunis? Pikiran yang sangat sempit dan picik sesungguhnya. Siapapun boleh berwacana toh semuanya bukan larangan dan belum diputuskan. Kalau memang PKS mau berkoalisi dengan PD, letak oportunisnya dimana? Toh PKS memang selama ini menjadi pendukung pemerintahan SBY dengan 3 menteri PKS yang punya kinerja yang jelas selama ini.
Kecuali selama ini PKS menjadi partai oposisi dan lantas sekarang mendekat dan mau berkoalisi dengan PD sebagai partai pemerintah. Itu baru bisa dikatakan oportunis. Jadi jangan sembarangan mencap oportunis kalau tidak tahu duduk masalah yang sebenarnya

Pemilu 2009 di undur

INILAH.COM, Jakarta – Pemilu 2009 ditunda? Masa kampanye diperpanjang? Ya, setidaknya begitulah proses kreatif sebuah produsen rokok. Para kontestan punya waktu hingga 2 Mei mendatang sebelum ditentukan siapa pemenangnya.

Pemilu? Sejatinya tidak juga. Ini hanyalah bisa-bisanya tim kreatif PT HM Sampoerna, produsen rokok A Mild, memanfaatkan situasi dengan jeli. Mereka menggelar kegiatan bertajuk ‘A Mild By Me’. Mirip-mirip Pemilu. Ada waktu ‘kampanye’. Ada waktu ‘pencontrengan’.
“Kami melibatkan para perokok dewasa untuk menentukan desain pack A Mild sesuai jiwa dan kepribadian mereka masing-masing,” kata Brand Manager A Mild, Amelia Nasution.
Kegiatan ini melibatkan sembilan sosok dan pribadi yang kreatif dan menonjol dalam bidang yang ditekuninya secara konsisten. Mereka adalah Veroland (modifikator motor gede), Riri (DJ), Lola Amaria (bintang film dan sutradara), Dendy 347 (desainer dan pemilik distro di Bandung), David (anggota kelompok band Naif), Hanung Bramantyo (sutradara), Damien (ilusionis), Anton Ismael (fotografer) dan kelompok musik J Rocks.
Sembilan sosok kreatif yang dipilih, menurut Amelia, sangat cocok dengan program ‘A Mild A By Me’. Mereka memiliki nilai lebih sebagai individu: modern, dinamis, kreatif, unik, inovatif, dan mampu berkompetisi.
“Dengan berbekal kepribadian ini, mereka dapat mencapai kesuksesan di bidang yang ditekuninya,” tutur Amelia. “Saat ini adalah era berjayanya para individu kreatif. Bukan lagi saatnya kita menjadi follower. Kita harus mampu menjadi creator,” tambahnya.
Sembilan ikon yang dipilih A Mild diminta untuk membuat dua desain sesuai jiwa dan kepribadiannya. Ada di antara mereka yang membuat desain sendiri. Tapi, pada umumnya mereka hanya memiliki konsep dan selanjutnya diaplikasikan oleh para desainer profesional yang mereka pilih.
Hanung, misalnya, ia mengaku sangat awam dengan desain. Namun, ia memiliki konsep. Kolaborasi antara Hanung dan desainer itu berwujud ke dalam tampilan yang menggambarkan karya yang sesuai jiwa dan pribadinya: ‘Cinema Liberal’.
“Melalui program ini, saya yakin akan lebih banyak kaum muda dewasa yang terinspirasi untuk menjadi yang terdepan,” kata sutradara Ayat Ayat Cinta ini.
Amelia juga menekankan, tidak mesti semua ikon yang dipilih adalah perokok. Apalagi mereka misalnya harus merokok A Mild. “Mereka dipilih karena memiliki jiwa dan kepribadian yang sangat cocok dengan kami, yaitu modern, dinamis, kreatif, unik, inovatif dan mampu berkompetisi,” kata Amelia kepada INILAH.COM.
Sebanyak 18 desain pack A Mild yang dibuat sembilan ikon ini kemudian dikompetisikan lewat situs www.amild.com. Para perokok dewasa dilibatkan untuk memilih secara online satu dari 18 kemasan yang paling cocok dengan kepribadian masing-masing.
“Polling dilakukan mulai 23 Maret hingga 2 Mei 2009. Dan lima desain terbaik akan diproduksi secara massal,” ujar Amelia. [I4]

Hidayat: PKS Bukan Wahabi, PKS Toleran

Itu adalah fitnah belaka. Kalau saja kami Wahabi tentu kami tidak akan mendirikan partai politik, sebab kaum Wahabi mengharamkan dan membid'ahkan partai politik,

Jakarta - Tuduhan PKS menganut aliran Wahabisme dibantah keras-keras oleh tokoh partai dakwah ini Hidayat Nurwahid. Menurut Hidayat, isu PKS Wahabi itu selalu dimunculkan setiap menjelang pilkada atau pemilu sebagai upaya mendiskreditkan PKS.
"Itu pendapat klasik yang tidak benar yang selalu dimunculkan menjelang pilkada maupun pemilu. Itu adalah fitnah belaka. Kalau saja kami Wahabi tentu kami tidak akan mendirikan partai politik, sebab kaum Wahabi mengharamkan dan membid'ahkan partai politik," kata Hidayat saat berdiskusi secara online dengan member detikforum Senin (23/3/2009).
Hidayat menegaskan bahwa PKS berjuang untuk kejayaan NKRI. Karena itu, hal-hal yang melekat dalam konteks ke Indonesiaan seperti masalah pluralitas dan toleransi akan selalu dijunjung tinggi. "Prinsipnya kita memang menjunjung pluralitas dan toleransi dalam kehidupan agama di Indonesia tercinta ini," papar Hidayat.
Sebagai contoh, Ketua MPR ini menjelaskan mengenai tatacara pembangunan tempat ibadah. Hal ini untuk menjawab pertanyaan mengenai bukti sikap toleransinya PKS terhadap agama lain.
"Sudah ada peraturan yang mengatur tentang pendirian tempat ibadah yang diberlakukan untuk semua umat beragama di seluruh Indonesia, bukan hanya di kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam saja, justru dalam rangka pluralitas dan toleransi itu sendiri," paparnya.
Hidayat lalu mencontohkan penerimaan publik dalam pemilu 2004 lalu. "Sejak Pemilu 2004 lalu kehadiran PKS telah diterima dengan baik oleh kalangan sekuler maupun nonmuslim sekalipun," papar PKS.
"Terbukti PKS diajak berkoalisi oleh capres SBY-JK dan pemilih PKS ternyata sebagian adalah kalangan nonmuslim. Pandangan saya karenanya agar PKS melanjutkan saja perilaku politik bersih, peduli, profesional seperti yang dipersepsikan publik selama ini," pungkas Hidayat.
"Karena itu, lihat `track record` partai dan calegnya," kata dia, di Bandarlampung, Minggu.

Presiden PKS Ajak Tidak Pilih Politisi Busuk

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengajak masyarakat untuk tidak memilih politisi busuk.
"Karena itu, lihat `track record` partai dan calegnya," kata dia, di Bandarlampung, Minggu.
Sebab, lanjutnya, persoalan terberat di legislatif karena bobroknya anggota dewan, seperti terkait perselingkuhan dan korupsi.
Menyinggung beberapa pemberitaan terkait anggota legislatif dari PKS yang melakukan pelanggaran, ia menjelaskan hingga saat ini tidak ada anggotanya yang terlibat persoalan tertentu.
"Kalau menyerempet PKS, sepertinya langsung disebarkan, padahal itu tidak benar," kata dia.
Ia mencontohkan, persoalan yang terjadi di Bali, salah seorang kader PKS diduga melakukan pembalakan liar.
"Padahal, truknya mengangkut kayu jati dari kebunnya, dan akibat pemberitaan tersebut kader PKS itu mengundurkan diri," kata dia.
Presiden PKS itu menambahkan, persoalan mendasar untuk meningkatkan kualitas anggota legislatif berada di partai.
"Kalau di partai itu sampah yang masuk, maka sampah pula keluarannya," kata dia.
Menanggapi masih adanya anak-anak yang ikut kampanye, Tifatul mengatakan hal itu sudah jauh berbeda dibandingkan Pemilu 2004.
"Sekarang anak-anak ikut orang tuanya. Apa harus dilarang orang tua menghadiri kampanye membawa anaknya," tanya dia.
Berbeda dengan Pemilu 2004, lanjut dia, ketika itu anak-anak terlibat langsung dalam kampanye.(*)